Siapa bilang berbicara pelan-pelan itu lemah? Soft spoken lagi ngehits banget sekarang! Data keren menunjukkan bahwa 62% anak muda udah mulai suka komunikasi yang tenang tapi berisi.
“Soft spoken itu bukan sekadar gaya bicara, tapi cara keren buat nyampaiin pesan tanpa harus teriak-teriak,” kata Dr. Rina, psikolog kece yang paham banget soal komunikasi. Ternyata, berbicara lembut punya kekuatan tersendiri di era berisik ini.
Cerita Andi, content creator yang videonya viral cuma dengan berbicara pelan, jadi bukti nyata bahwa volume suara nggak selalu tentukan pengaruh. Di dunia yang penuh noise, ketenangan malah jadi senjata komunikasi paling ampuh.
Baca juga: Apa bahasa inggris mempersiapkan?
Mau tahu lebih dalam gimana soft spoken bisa jadi tren kekinian yang bikin semua orang penasaran? Yuk simak artikel selengkapnya!
Arti Kata dalam Bahasa Gaul
Soft spoken berasal dari bahasa Inggris yang terdiri dari 2 kata yaitu “soft” yang berarti lembut dan kata “spoken” yang berarti berbicara jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Jadi, soft spoken artinya gaya berbicara yang lembut, tenang, dan tidak keras.
Dalam bahasa Gaul, istilah soft spoken artinya seseorang dengan kepribadian yang tenang, dewasa, dan berkarakter. Misalnya, seseorang dengan gaya berbicara yang lembut sering mendapatkan apresiasi tinggi dari orang lain.
Dalam psikologi komunikasi, soft spoken merujuk pada cara berkomunikasi dengan volume suara rendah, nada yang menenangkan, dan artikulasi yang jelas.
Contoh penggunaan kata soft spoken yang tepat:
- Kandidat ini memiliki gaya soft spoken yang sangat profesional dan meyakinkan.
- Aku suka pacarku yang soft spoken, dia selalu bisa menenangkanku.
- Metode pengasuhan soft spoken lebih efektif daripada membentak.
- YouTuber ini terkenal dengan gaya soft spoken saat mereview gadget.
- Podcast motivasi dengan gaya soft spoken sedang trending.
- Pemimpin yang soft spoken lebih mudah diterima tim.
Soft spoken bukan sekadar gaya bicara, melainkan filosofi komunikasi yang mengedepankan kualitas pesan dibandingkan volume suara. Memahami konteks dan nuansanya membantu kita berkomunikasi lebih efektif dan bermakna.
Baca juga: Apa yang dimaksud dengan comeback?