Lari jarak menengah di Indonesia tengah menghadapi krisis regenerasi atlet berbakat yang mengkhawatirkan. Sejak dekade terakhir, prestasi nasional di ajang internasional terus menurun drastis, dengan penurunan medali mencapai 60% pada kompetisi Asia Tenggara.
Minimnya pembinaan sistematis dan dukungan infrastruktur menjadi penyebab utama stagnansi pencapaian atletik nasional.
Ketimpangan investasi pembinaan olahraga antarwilayah semakin memperburuk kondisi. Hanya 3 provinsi—Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Jawa Timur—menguasai 75% bibit atlet berbakat, sementara 30 provinsi lainnya praktis termarjinalkan dari program pengembangan.
Keterbatasan akses pelatihan berkualitas dan minimnya kompetisi berkelas telah menciptakan kesenjangan kemampuan yang signifikan.
Baca juga: Yang bukan termasuk teknik badan dalam permainan sepak bola
Absennya perhatian pemerintah dan stakeholder olahraga terhadap pembinaan berkelanjutan mengancam masa depan lari jarak menengah Indonesia. Dari 500 atlet muda yang diidentifikasi setiap tahun, hanya 2% yang mampu bertahan dan berkembang menjadi atlet profesional.
Tantangan struktural ini membutuhkan transformasi menyeluruh dalam sistem pembinaan olahraga nasional.
Pertanyaan:
Berikut ini yang harus diperhatikan dalam lari jarak menengah, kecuali …
- A. Gerakan keseluruhan
- B. Posisi tubuh
- C. Ayunan lengan
- D. Kontak kaki
- E. Melewati garis finish
Jawaban:
Jadi, yang bukan merupakan hal yang harus diperhatikan dalam lari jarak menengah adalah E. Melewati garis finish.
Pembahasan:
Dalam lari jarak menengah, fokus utama adalah pada teknik yang mendukung efisiensi dan kecepatan, seperti gerakan keseluruhan, posisi tubuh, ayunan lengan, dan kontak kaki dengan tanah.
Melewati garis finish bukanlah aspek teknis yang menjadi perhatian utama dalam teknik berlari, melainkan bagian akhir dari perlombaan yang lebih berfokus pada hasil.
Baca juga: Yang bukan teknik dalam lari jarak pendek
