Memahami sebuah puisi adalah perjalanan yang penuh keindahan dan penemuan. Bayangkan dirimu memasuki sebuah ruangan gelap dengan hanya satu lilin sebagai penerangan. Puisi adalah lilin itu, memberikan cahaya lembut yang menerangi ruang yang tampaknya misterius dan penuh teka-teki.
Pertama-tama, kamu harus membiarkan dirimu tenggelam dalam puisi, membaca setiap bait dan baris seolah-olah kamu sedang menjelajahi lorong-lorong gelap dengan penuh rasa ingin tahu. Setiap kata dan frasa adalah petunjuk yang mengarahkanmu menuju pemahaman yang lebih dalam tentang tema dan pesan yang ingin disampaikan.
Gaya bahasa yang dipilih oleh penyair adalah seperti lukisan yang menggambarkan suasana hati dan emosi. Gambaran yang mereka ciptakan melalui metafora, simile, dan bahasa kiasan lainnya adalah warna dan bentuk yang membentuk gambar besar dari puisi tersebut.
Bayangkan penyair sebagai seorang pelukis yang menggunakan kata-kata sebagai kuasnya, menciptakan lukisan yang mengungkapkan perasaan dan ide yang sulit diungkapkan dengan cara lain.
Dengan memahami bagaimana gaya bahasa ini mempengaruhi makna, kamu dapat merasakan kedalaman dan keindahan yang tersembunyi di balik setiap kalimat.
Menyesal
Pagiku hilang sudah melayang
Hari mudaku sudah pergi
Sekarang petang datang membayang
Batang usiaku sudah tinggi
Aku lalai di hari pagi
Beta lengah di masa muda
Kini hidup meracuni hati
Miskin ilmu miskin harta
Pertanyaan:
Maksud bait kedua puisi tersebut adalah …..
- a. Seseorang yang lengah di pagi hari sehingga hidupnya sangat menderita di usia muda.
- b. Seseorang yang menderita hidupnya karena tidak memiliki ilmu dan harta.
- c. Seseorang yang miskin harta dan miskin ilmu pada masa muda karena ia lupa waktu.
- d. Seseorang yang telah menyianyiakan masa mudanya dalam menuntut ilmu sehingga hidupnya menderita di hari tua.
Baca juga: Suasana yang tergambar dalam puisi tersebut adalah
Jawaban dan Pembahasan:
Maksud bait kedua dari puisi tersebut adalah penyesalan seseorang yang merasa lalai di masa muda sehingga ketika dewasa, hidupnya menjadi penuh penyesalan karena kekurangan ilmu dan harta.
Jadi, Maksud bait kedua puisi tersebut adalah d. Seseorang yang telah menyia-nyiakan masa mudanya dalam menuntut ilmu sehingga hidupnya menderita di hari tua.