Ketimpangan ekonomi antarwilayah di Indonesia semakin menganga, mengungkap kompleksitas tantangan perdagangan yang tak terselesaikan. Kesenjangan infrastruktur dan akses pasar telah menciptakan ketergantungan ekonomi yang rapuh dan tidak berkeadilan.
Kementerian Perdagangan mencatat 62% transaksi antarprovinsi didominasi oleh lima wilayah utama, menunjukkan monopoli ekonomi yang mengakar. Ketidakseimbangan ini bukan sekadar angka statistik, melainkan potret diskriminasi struktural yang merugikan daerah-daerah pinggiran.
Praktik perdagangan yang timpang telah menggerogoti potensi ekonomi lokal, mengubah mekanisme pertukaran barang menjadi instrumen eksploitasi sistematis. Akibatnya, kedaulatan ekonomi daerah terancam, dan kemandirian ekonomi lokal semakin terpinggirkan.
Baca juga: Prinsip nilai keindahan dalam pembuatan kerajinan
Pertanyaan:
Yang bukan merupakan faktor penyebab terjadinya perdagangan antar daerah adalah ….
- A. Perbedaan harga barang
- B. Keinginan suatu pulau/daerah untuk meningkatkan produktivitasnya
- C. Memperluas wilayah daerahnya
- D. Perbedaan hasil produksi​
Jawaban:
Jadi, yang bukan termasuk ke dalam faktor penyebab terjadinya perdagangan antar daerah adalah C. Memperluas wilayah daerahnya.
Pembahasan:
Perdagangan antar daerah pada dasarnya terjadi karena adanya faktor-faktor ekonomi dan kebutuhan praktis yang mendorong pertukaran barang dan jasa antarwilayah.
Perbedaan harga barang (opsi A) dan perbedaan hasil produksi (opsi D) merupakan faktor klasik yang memicu terjadinya perdagangan antarwilayah, karena setiap daerah memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif yang berbeda. Keinginan untuk meningkatkan produktivitas (opsi B) juga menjadi motivasi kuat dalam perdagangan antarwilayah.
Namun, memperluas wilayah daerah (opsi C) bukanlah faktor yang secara langsung mendorong terjadinya perdagangan. Perluasan wilayah merupakan aktivitas politis dan administratif yang tidak memiliki korelasi langsung dengan mekanisme perdagangan antarwilayah.
Perdagangan pada hakikatnya digerakkan oleh kepentingan ekonomi, kebutuhan barang, dan pemenuhan sumber daya, bukan oleh ambisi territorial suatu daerah.
Baca juga: Prinsip proses perakitan yaitu
